5 Orang Terpintar di indonesia Sepanjang Sejarah
Jika berbicara tentang orang terpintar di Indonesia sepanjang sejarah, mungkin yang pertama kali ada di benakmu adalah golongan orang asing seperti cina atau lainnya.
Nyatanya orang terpintar di Indonesia saat ini adalah mereka yang murni lahir dan dibesarkan di tanah air tercinta Indonesia.
Meskipun jumlah orang tercerdas di Indonesia saat ini masih kalah dari negara lain, tetapi kita perlu bersyukur karena setidaknya masih memiliki orang terpintar sepanjang sejarah yang bisa dibanggakan.
Dengan mengetahui orang terpintar di dunia sepanjang sejarah, diharapkan bisa menjadi motivasi bagi bangsa kita untuk terus berkembang melampaui negara lain.
Saat ini ada 5 orang terpintar di Indonesia yang cukup terkenal di berbagai negara karena berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Orang Terpintar di Indonesia
- Bacharuddin Jusuf Habibie: Orang Terpintar di Dunia Sepanjang Masa
- Prof Dr. KHOIRUL ANWAR: Manusia Terpintar Di Dunia Sepanjang Sejarah
- Nelson Tansu: Manusia Terpintar di Indonesia
- Muhammad Arief Budiman Ph.D: Orang Terjenius di Indonesia
- Prof. Dr. Ken Kawan Soetanto: Orang Paling Pintar di Indonesia
Salah satu tokoh terkenal yang dianggap terpintar di Indonesia dan manusia tercerdas sepanjang masa adalah B. J Habibie.
Beliau pernah menduduki jabatan sebagai menteri, wakil presiden, dan bahkan menjadi presiden.
Saat itu beliau menggantikan Presiden Soeharto yang telah mengundurkan diri setelah menjalani jabatan selama kurang lebih 32 tahun.
B.J Habibie adalah seorang insinyur kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936 dimana ia telah meraih gelar sarjana setelah menjalani masa kuliahnya dengan tekun selama kurang lebih 5 tahun.
Di tahun 1965 beliau memperoleh gelar Insinyur Diploma di Fakultas Teknik Mekanik Bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Udara serta keluar dengan menyandang predikat Cumlaude.
Jadi tidak mengherankan kalau dia disebut salah satu orang cerdas di Indonesia.
B. J. Habibie mulai menjalani kariernya di Hamburg, Jerman dari tahun 1965 hingga 1969 sebagai seorang Pembangunan Analisa Struktur Hamburger Flugzeugbau Gmbh sekaligus sebagai Kepala Riset.
Lalu pada tahun 1969 sampai 1973 ia menjabat sebagai Teknologi Divisi Pesawat Terbang Militer MBB Gmbh dan Komersial serta Kepala Metode di Hamburg dan Munchen.
Kemudian pada tahun 1973 hingga 1978 beliau wakil Presiden, Direktur Teknologi MBB Gmbh Hamburg dan Munchen, serta penasihat teknologi senior untuk Direktur MBB bidang luar negeri tahun 1978.
Di tahun 1977 menyorakkan orasi jabatan guru besarnya mengenai konstruksi pesawat terbang di Institut Teknologi Bandung.
Karena merasa tergugah untuk berbakti kepada nusa dan bangsa, di tahun 1974 B. J. Habibie memutuskan untuk kembali ke Indonesia karena diminta oleh Presiden Soeharto. Dan pada saat itu pula lah beliau memulai kariernya di tanah air tercinta.
Prestasi yang pernah diraih B.J. Habibie sehingga dianggap orang terpintar sepanjang masa:
Awal karier dari sosok Habibie di Indonesia adalah sebagai seorang penasihat pemerintah Indonesia dalam bidang teknologi tinggi dan pesawat terbang.
Saat itu beliau mendapat respons positif dari Presiden Republik Indonesia (1974-1978).
Kemudian pada tahun 1978 beliau diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus menjabat sebagai kepala BPPT.
Beliau menduduki jabatan ini selama berturut-turut lima kali dalam kabinet pembangunan sampai pada tahun 1998.
Seorang B. J. Habibie menjabat sebagai Presiden Indonesia selama 518 hari dan telah berhasil menyelenggarakan pemilu paling demokratis dari yang pernah ada sebelumnya pada tahun 1999.
Prof. B.J. Habibie mendapatkan medali dan tanda jasa nasional maupun internasional. Termasuk juga ‘Grand Officer De La Legium D’Honour yang merupakan hadiah tertinggi dari Pemerintah Perancis atas kontribusi yang diberikan Habibie dalam pembangunan industri di Indonesia tahun 1997.
Lalu pada tahun 1987 beliau juga memperoleh ‘Das Grosskreuz’ atau medali tertinggi atas kontribusi yang diberikan dalam hubungan Jerman-Indonesia.
Pada tahun 1994 beliau juga mendapatkan penghargaan ‘Edward Warner Award’ dari Dewan Eksekutif Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).
Bahkan sebelumnya di tahun 1987, Raja Spanyol juga memberinya penghargaan ‘Star of Honour ‘Lagran Cruz de la Orden del Merito Civil.
Bukan hanya itu, beliau juga menerima gelar sebagai doktor kehormatan dari berbagai universitas. Diantaranya yaitu Universitas Chungkbuk Korea, institut Teknologi Cranfield Inggris, dan beberapa universitas lainnya.
Dr. Habibie juga terlibat dalam proyek perancangan dan desain pesawat terbang seperti Kendaraan Militer Transall N-250, N-2130, CN-235, C-30, dan Fokker 28.
Beliau juga adalah salah satu perancang dan desainer yang mengerjakan proyek rumit seperti pesawat tempur, Helikopter BO-105, beberapa missil dan proyek satelit.
Karena hal-hal itulah sehingga banyak orang yang berpendapat bahwa beliaulah manusia terpintar di dunia sepanjang masa.
Salah satu orang terpintar berikutnya adalah Prof Dr. KHOIRUL ANWAR. Beliau telah menemukan teknik transmisi wireless dengan menggunakan dua buah Fast Fourirer Transform (FFT), yakni FFT besar dan (I)FFT kecil.
Ia menggunakan dua buah pada transmitter dan dua buahnya lagi pada receiver.
Dan karena teknik ini beliau mendapatkan penghargaan dari IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) pada bulan Januari 2006 di California.
Bahkan teknik yang Prof. Dr Khoirul Anwar temukan ini dijadikan sebagai Standard International Telecommunication Union (ITU), ITU-R S.2173 and ITU-R S.1878.
Setelah dimodifikasi untuk multiple acces, teknologi ini dijadikan sebuah basis dari SC-FDMA (Single Carrier Frequency Division Multiple Access) yang umum digunakan pada uplink 4G LTE.
Prof. Dr. Khoirul Anwar adalah putra dari pasangan Sudjiarto (almarhum) dan Siti Patmi. Lelaki yang lahir di Kediri ini adalah salah satu alumni Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung.
Khoirul Anwar lulus dengan menyandang predikat Cumlaude sekaligus sebagai wisudawan terbaik Fakultas Teknologi Industri.
Bukan hanya itu, beliau juga termasuk salah satu dari tiga wisudawan terbaik se-ITB pada tahun 2000. Sebagai bentuk penghargaan kampus padanya, Khoirul didaulat menjadi pembicara pada acara wisudawan ITB tersebut.
Setelah itu beliau memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan IT di Jakarta selama kurang lebih 2 tahun. Lalu pada tahun 205 beliau melanjutkan studi pendidikan S2-nya di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan akhirnya memperoleh gelar M. Eng.
Dan untuk gelar S3-nya yakni Dr. Eng ia dapatkan di kampus yang sama pada tahun 2008.
Nelson Tansu adalah pria kelahiran Medan, Sumatera Utara tepatnya pada tanggal 20 Oktober 1977.
Ia adalah seorang peneliti dan akademisi nanoteknologi dan optoelektronika yang berasal dari Indonesia. Ia merupakan orang yang menjadi tenure-track Assistant Professor di Universitas Lehigh pada usia 25 tahun.
Tansu yang gemar makan nasi padang ini mampu menggeser lebih dari 300 doktor sehingga bisa mendapatkan jabatan tersebut di Universitas Lehigh.
Riset Tansu adalah dalam bidang fisika terapan atau Applied Physics terutama dalam bidang nanoteknologi dan fotonika semikonduktor.
Ia telah menjadi Peter C. Rossin (Term Chair) Assistant Professor selama April 2007 hingga April 2009.
Lalu pada Mei 2009 ketika berusia 31 tahun sampai pada April 2010, Tansu dipromosikan sebagai Associate Professor dengan tenure (berkedudukan) di Lehigh University.
Di bulan Mei 2010, Tansu juga dipromosikan sebagai Class of 1961 Chair Associate Professor di Universitas Lehigh.
Sang Nelson Tansu adalah putra dari Iskandar Tansu (Almarhum) dan Auw Lie Min (Almarhum).
Nelson Tansu lahir dan besar di Medan dan menyelesaikan pendidikannya dari TK, SD, SMP, dan SMA di Yayasan Perguruan Sutomo 1 Medan.
Pada Mei 1995 Nelson Tansu juga menjadi lulusan terbaik ketika menyelesaikan pendidikan SMA-nya.
Lalu melanjutkan studinya pada jenjang pendidikan S1 (BS) sampai S3 (Phd) di salah satu Universitas di Madison yaitu Wiconsin University.
Salah satu orang terpintar di Indonesia adalah Muhammad Arief Budiman Ph. D. Adalah seorang pria berkelahiran tanah Yogyakarta pada tanggal 28 September 1970 atau usia saat ini umur 46 tahun ini merupakan ilmuwan Indonesia yang bekerja di Orion Genomic AS.
Muhammad Arief Budiman mendapatkan gelar S1 dan S2 di Texas A&M University yakni Botani untuk S1 pada tahun 1994 sedangkan S2 tahun 1999 pada bidang Bioteknologi.
Arief Budiman menyandang gelar S3 dari Clemson University Genomics Institute dari tahun 1999 hingga tahun 2000. Pada awalnya beliau bercita-cita menjadi seorang pilot, kemudian karena beberapa alasan ia lalu ingin menjadi dokter.
Takdir berkata lain, pada masa SMP beliau terpaksa harus berkacamata. Hal itulah yang membuat anak pekerja pabrik tekstil GKBI ini sekarang menjadi seorang motor riset utama
di Orion Genomic.
Yang mana perusahaan tersebut adalah salah satu perusahaan riset bioteknologi bergengsi di St. Louis, Amerika Serikat.
Posisi jabatannya pun tak tanggung-tanggung yakni Kepala Library Technologies Group. Beliau adalah satu dari enam orang eksekutif kunci perusahaan genetika tersebut menurut Business Week.
Genetika adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang gen dan pembawa sifat pada makhluk hidup.
Peran ilmu ini semakin penting untuk kedepannya yaitu pada bidang rehabilitasi lingkungan, solusi melawan penyakit bahkan untuk menjawab keperluan pangan dunia.
Muhammad Arief tidak hanya terkenal di perusahaannya. Beliau juga populer di kalangan ilmuwan negara adidaya yang menjadi pusat utama pengembangan ilmu tersebut.
Ia juga adalah salah satu anggota dari American Association for Cancer Research dan American Society for Plant Biologists.
Asosiasi peneliti kanker ini bukanlah perkumpulan ilmuwan biasa. Bahkan dokter bertitel Ph.D pun belum tentu bisa masuk menjadi anggota dari asosiasi ini.
Untuk bisa jadi bagian dari asosiasi ini maka seseorang harus proaktif meneliti tentang penyakit kanker pada manusia.
Bukan hanya itu, seseorang juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor sudah lebih dulu aktif dalam riset tersebut serta mengetahui secara pasti riset dan kontribusi orang itu terkait kanker.
Ken Kawan Soetanto atau yang juga dikenal dengan Chen Wen Quan adalah pria kelahiran Surabaya pada tahun 1951. Juga dikenal sebagai salah satu orang terpintar di Indonesia.
Beliau adalah seorang profesor di School of International Liberal Studies (SILS) setelah sebelumnya menjadi Dekan Urusan Internasional Divisi Universitas Waseda.
Saat itu pula beliau menjabat sebagai Direktur dari Klinik Pendidikan dan Science Research Institute (CLEDSI).
Mulai tahun 2005 Chen Wen Quan juga berstatus sebagai profesor di Venice International University, Italia.
Dr Ken Soetanto ini adalah pakar yang menguasai empat gelar doktor dalam disiplin ilmu yang berbeda-beda.
Diantaranya yaitu kedokteran, farmasi sains, pendidikan, dan rekayasa.
Prof Soetanto juga adalah peneliti pada latar belakang bidang interdisipliner dari bidang keempat ini.
Beliau telah mempublikasikan metode dan pengetahuan yang ia miliki secara luas di beberapa bidang seperti pada bidang rekayasa biomedis, motivasi, pendidikan, pedagogi, psikologi, DDS, mekanisme obat-obatan, pengukuran dan peralatan.
Adapun metode perkuliahan yang dibuat Prof Ken ini terbilang unik dan sangat memotivasi.
Ada berbagai dokumentasi terhadap metode perkuliahan yang ia terapkan di Jepang. Metode itu lebih dikenal dengan 'Soetanto Metode’ dan ‘Soetanto Efek’.
Beliau adalah anggota fellow dari Society Akustik of America.
Soetanto juga tergabung dalam The American Institute of Ultrasound Kedokteran dan sekaligus sebagai anggota senior IEEE, sempat menjabat sebagai penasihat pemerintah Jepang pada Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri, serta menjadi salah satu anggota dari Visi Pemerintah Jepang inisiatif pada abad ke-21 ini.
Penutup
Demikianlah beberapa penjelasan tentang siapa orang terpintar di Indonesia sepanjang sejarah. Semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi teman-teman sekalian.
Jangan sampai melewatkan artikel berikut ini: